Berlangganan

Jangan Bilang Mengerti, Kamu Tidak Tahu Bagaimana Rasanya Jika Kekasihmu Dicuri





    Hallo Nona... Kekasih baru lelaki era kemudian saya, apa beritamu di sana? Tersanjung? Gimana dengan dia? Memperlakukanmu dengan luar biasa bukan?

Mulanya aku sama sekali tak berminat kami saling berhubungan, serta sejujurnya mengetahui namamu pun tak sempat aku inginkan. Tapi semacamnya terbukti ada kasus yang butuh kami bicarakan, umpananya dapat, aku ingin sekali kami duduk bersisian, berkata dengan tenang serta saling membagi perasaan. Akan- tetapi sebab itu tak memungkinkan, biar lewat tulisan ini seluruhnya aku hinggakan.

Nona, berbagai saat ini kalian mengawali dengan bawah tangan masuk ke lubang kehidupan saya, boleh aku tahu apa maksudmu sebetulnya? Ingin mengetahui saya? Memperingatkan saya? Alias menegaskan gimana perasaan aku pada dia? Nona, dengarkan ya...supaya seusai ini aku tak butuh lagi mengulangnya.
Saya Tak Sempat Mengharapkan Priamu Kembali
Jangan Bilang Mengerti, Kamu Tidak Tahu Bagaimana Rasanya Jika Kekasihmu Dicuri
saya tidak akan mengusik kalian via http://stayleite.com


Secara tersirat aku tahu kalian berpikir aku tetap mengharap belas kasih dari priamu, sayang sekali perdiksimu salah hari ini. Aku buka jenis perempuan yang akan- meminta kembali apa yang telah beranjak pergi. Tahap  mana lagi dari diri aku yang harus kalian musuhi? Bukannya dirinya telah kalian miliki? Untukmu, dulu dirinya memilih pergi. Sebabmu, dirinya memilih hubungannya dengan aku diakhiri. Kemudian sekarang apa lagi?

Telah jelas sekali bukan, kalian menjuarai semua pertarungan. Andaikan dirinya memilihmu, pasti saja kalian lebih paham gimana tutorial membikinnya enjoy. Kemudian apa kalian tetap harus merasa takut kehilangan? Bukannya kalian konfiden sekali hubunganmu dengannya akan- hingga di pelaminan? Andaikan begitu, apa aku ini tetap sehingga ancaman? Hingga kalian spirit sekali memamerkan pada aku alangkah tersanjungnya kalian. Sungguh,  bagi aku priamu itu sekarang tak lagi signifikan, aku bahkan tak peduli mengenai apa saja yang kalian lakukan. Mengenai lumayan banyaknya dirinya menghujanimu dengan ciuman, alias berapa lumayan banyak waktu yang kalian habiskan untuk saling berpelukan. Untukmu, dirinya telah sangatlah aku lepaskan, serta kembali bersamanya sama sekali tak lagi terlintas di pikiran.
Kamu Tak Paham Apa Yang Telah Aku Lalui

Kamu minta aku untuk paham serta berbesar hati mengenai interaksi kalian saat ini, mengenai mimpi-mimpi kami yang bersamamu saat ini sedang ia rajut kembali. Kalian tegaskan sebenarnya kalian mencintainya jauh lebih besar dari yang aku konfideni, kalian pun mengetahuinya dengan baik sekali. Kalian juga bilang sebenarnya kalian tak akan- sempat meminta dirinya untuk menghilangkan aku dari memori. Katamu, kalian paham apa yang kami lalui tak akan- gampang  saja dihapus dari hati, kalian juga bilang sempat mengalami kebatalan sejenis yang aku alami.

    Tak Nona, kalian tak mengerti, kalian tak tahu gimana rasanya andaikan kekasihmu dicuri.

Kamu cukup ringan sekali menyatakan pada aku sebenarnya kami ini enggak lagi dua bocah, kecuali dua perempuan dewasa. Kalian terlalu bangga menceritakan pada aku sebenarnya priamu itu terlalu mempesona, sebenarnya dirinya hadir saat kalian sedang jatuh-jatuhnya. Kalian meminta aku untuk mendapat saat ini kamulah yang bersamanya serta kalian terlalu tersanjung. Nona, tahukah kalian di awal interaksi kalian dulu dirinya tetap bersama saya? Setiap kalian menghubunginya, meminta pertemuan dengannya, memohon pendampingannya, dirinya rutin meminta ijin pada saya. Aku tak sempat keberatan kalian berhubungan, sebab dirinya menyatakan kalian murni hanya berkawan saja, serta lebih dari itu aku tak sempat meletakkan ragu sebab padanya aku sangatlah konfiden. Kalian tak sempat aku perhitungkan sebagai perempuan yang dapat mencuri hatinya.

Nona, kalian tahu gimana rasanya andaikan hubunganmu selesai saat kalian telah punya foto mengenai era depan? Ada terlalu lumayan banyak faktor yang telah aku perjuangkan, rencana yang telah aku susun rapi serta mengawali dengan aku persiapkan. Keluarga priamu bahkan telah meminta pertemuan, mengharapkan interaksi kami segera sah di mata Tuhan. Tapi seusai kalian datang, semua rencana itu pecah berantakan, serta akhirnya hanya boleh disimpan dalam angan.

Nona, kalian bilang kalian tahu gimana rasanya jatuh seusai merapatkan interaksi sekian lama. Tidak, jelas saja tak sama, tak akan- sama rasanya putus kasihsayang sebab disparitas yang tak ketemu jalan tengahnya dengan patah hati sebab ditinggalkan seusai kekasihmu menyiapkan pengganti lainnya. Kalian tahu gimana remuknya saya?

Saya sempat merasa begitu jauh darinya mesikipun kami tetap saling menghubungi. Aku mengalami perhatiannya bertidak lebih jauh sekali, dirinya menjadi susah ditemui, apapun yang dirinya lakukan terasa sekali tak hadir dari hati. Saat itu aku mengawali dengan bertanya kesalahan apa yang telah aku lakoni. Kemudian seusai semua usaha aku untuk membenahi interaksi kami, dirinya tetap berkepastian bulat untuk melangkah pargi. Gimana perasaan saya? Dekat sekali dengan sekarat serta mau mati! Aku bergelung serta memeluk lutut sendiri, menangis serta mengancing diri di kamar berhari-hari, juga mengoreksi kesalahan aku di sana sini. Nyatanya argumen dirinya mengakhiri kami sebetulnya sederhana sekali, dirinya telah punya penganti. Kalian tahu, dirinya telah terus terang memamerkan keberadaanmu pada aku hanya tiga hari seusai interaksi kami ditelahi. Lebih menyakitkan hati saat aku tahu perempuan yang mencurinya dari aku merupakan benar kamu, seorang yang dirinya akui hanya kawan serta sangatlah aku konfideni. Bagi saya, priamu yang mempesona itu merupakan makhluk yang sama sekali tak punya hati. Proses sesakit itu sempat aku lalui, separah itu aku telah dipecundangi, kemudian apa masuk akal andaikan aku tetap mengharap priamu kembali?

Nona, kalian bilang kalian tahu semua faktor mengenai saya, serta kalian sama sekali tak sempat cemburu pada era kemudian priamu bersama saya. Kalau' kalian begitu tersanjung, dapatkah kalian tak hadir serta menggoda saya? Sejenis katamu, kami ini dua perempuan dewasa, maka silakan kami urus kehidupan sendiri-sendiri saja. Aku telah tersanjung dengan kehidupan saya, tak butuh risau mengenai gimana perasaan aku pada dia, kalau'pun tetap kasihsayang itu selengkapnya sehingga urusan saya. Aku tak peduli lagi dengan kehidupan kalian berdua. Bagi saya, apapun mengenai dirinya telah selesai, finish, tak ada lagi yang tersisa. Sekali lagi, tolong tidak boleh sempat berusaha menghubungi saya. Pusatkan saja perhatianmu pada hubunganmu dengannya, kami tak sempat tahu apa yang ada di depan sana, tak ada yang memberikan jaminan sebenarnya interaksi kalian kelak pasti berlangsung sesuai rencana. Kendati sedang menggenggam dunia, ada baiknya kalian tak butuh jumawa.