Berlangganan

Sebuah Puisi : Kau Kuletakkan Pada Tahta Tertinggi Kerajaan Hatiku, Tapi Kau Hanya Menjadikanku Selir Hatimu





    "Aku tidak dapat menemanimu malam ini, Anita memintaku untuk mengantarnya beli buku."

Pesan pendek darimu sekarang sungguh telah membikinku terluka. Telah satu jam saya menunggumu hadir menjemputku, sesuai janjimu sebenarnya malam ini kau akan- berangkat mengajakku untuk menonton film, tapi pada kenyataannya kau lebih memilih untuk memgagalkan janji yang telah kau buat satu minggu yang lalu kepadaku serta berangkat bersama kekasihmu.

Aku duduk di depan cermin, perlahan ku ambil kapas untuk menghilangkan segala riasan di wajahku, sesekali saya tersenyum melihat wajahku. Saya tidak sangat jelek sebagai seseorang perempuan. Tapi mengapa saya harus mau menjadi yang kedua sejenis ini ?

Perlahan kuhapus sedikit demi sedikit riasan diwajahku. Pertama ku hapus bedak di wajahku, lalu kuhapus lipstik yang menoreh dibibirku, lalu kuhapus pensil alisku, serta kuhapus bulir airmata yang sedikit demi sedikit tergelincir serta membasahi pipiku.

Kuhamburkan diriku dikasur, saya mengawali dengan menangis sejadi-jadinya, gimana tidak ? Pria yang saya cintai yang saya jadikan kekasihku satu-satunya, dirinya malah menjadikan saya kekasihnya yang kedua. Saya tau saya bodoh, tapi kasihsayang ini yang telah membodohkan aku, saya sangat buta oleh kasihsayang jadi saya mau dirinya jadikan yang kedua, kendati pada akhirnya saya seorang diri yang akan- terluka.

Untuk semata-mata bertanya laporan saja saya harus menanti waktu yang cocok saat kau tidak bersama kekasih lamamu, untuk semata-mata share ceritapun saya harus menunnggu waktu hingga kau ada waktu untukku, untuk berjumpa serta memelukmupun saya harus menanti satu minggu, kadang dua minggu, bahkan kadang satu bulan . Tersiksa enggak ? Tapi saya mencintaimu, bahkan sangat mencintaimu. Kuabaikan mereka para pria yang berusaha mendekatiku, yang jelas-jelas akan- menjadikan saya satu-satunya di hati mereka, tapi saya lebih memilihmu, lebih memilih untuk setia kepadamu, serta menjadikanmu satu-satunya pria yang kuletakkan di semua hatiku.

    "Yang saya tau saya mencintaimu, kasus kau menjadikanku yang kedua alias ketiga, asal kau rutin mepercayakanku sebenarnya kau juga mencintaiku saya akan- rutin bersi kukuh menunggumu untuk menjadikanku perempuan satu-satunya dalam hatimu"

Aku rutin mempunyai kepercayaan sebenarnya kapanpun itu, akan- tiba sebuah hari dimana kau akan- menjadikanku perempuan satu-satunya dalam hatimu, kendati saya tau harus ada hati yang terluka sebab aku. Saya seorang diri insaf betul sebenarnya mengacaukan keindahan interaksi seseorang akan- berakibat negatif bagi hidupku seorang diri kedepan. Tapi saya tidak merusaknya, saya tidak mengganggunya, saya hanya berdiam diri menanti serta menunggunya tanpa saya merusaknya. Saya menolak mencari antagonis sejenis yang manusia lakukan, demi menerimakan keinginannya harus merusaknya terlebih dahulu, saya seorang diri percaya sebenarnya sabar menanti tentu hasilnya akan- lebih cantik ketimbang harus menginja-injak bunga yang tetap bermekaran.

    "Aku juga ingin kau menawarkan saya di hadapan kawan-kawanmu sebenarnya saya ini kekasihmu. Saya juga ingin kau menggandeng tanganku di depan semua orang, enggak hanya menyemsuarakanku dibelakang serta kau hanya hadir untuk semata-mata melumat bibirku "
 
Sebuah Puisi : Kau Kuletakkan Pada Tahta Tertinggi Kerajaan Hatiku, Tapi Kau Hanya Menjadikanku Selir Hatimu
via https://www.google.co.id/search?q=patah+hati&newwindow=1&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiW3cTH4KLJAhXJLpQKHVRlC-cQ_AUIBygB&biw=1024&bih=511#imgrc=-Sg6stdwAUEUqM%3A
Iri ! Saya juga iri akan- faktor itu. Saya terkadang juga ingin kau pamerkan di hadapan kawan-kawanmu, keluargamu serta seluruhnya sebagai kekasihmu. Saya juga iri setiap kau dapat ketawa dengannya bersama person disekelilingmu, yang tidak sempat kau lakukan kepadaku. Bahkan untuk semata-mata mengajakku jalan-jalanpun kau tidak sempat dapat. Kau bilang "takut ini, takut itu" ahh kesel .

    "Aku bahkan tau gimana rasanya andaikan kekasih kita, person yang begitu kami cintai, tapi menduakan kita. Tapi saya seorang diri tetap tidak dapat meninggalkan dirinya yang saya cintai kendati hanya menjadi yang kedua"