Berlangganan

Tidak Apa, Saya Tetap Berterimakasih Meski Kamu Beralih





Tidak Apa, Saya Tetap Berterimakasih Meski Kamu Beralih

terimakasih... melalui http://shortday.in

Kita-berakhir.

Hujan hadir lagi menjelang malam ini, aku duduk di sini, menyesap wangi bau kopi, mengangkat angan menyusur ingatan mengenaimu kembali. Hendaklah hari ini pun kalian ada di sini, di samping saya, duduk menemani. Dulu, aku sempat konfiden kalian akan- selamanya di sisi, menggandeng tangan aku serta berlangsung meraih mimpi. Tidak apa, sebab sekarang terbukti tidak ada lagi kita, kalian serta aku nyatanya tidak diamini semesta. Aku konfiden, semua perjalanan tidak ada yang sia-sia, rutin ada pelajaran yang didapat seusainya. Sebabmu, aku mengetahui diri aku sesangatlahnya. Aku tidak akan- lagi mempromosikan cinta, kalian serta aku jelas tidak bisa ditampung dalam wadah yang sama.

Sekarang aku jelas tidak sama, tidak akan- ada yang masih menjadi person yang sama seusai kehilangan tahap  paling penting dalam kehidupannya. Ikatan denganmu membikin aku membuka mata, sebenarnya aku sanggup melintasi jalan terjal melampaui yang aku kira sebelumnya. Kalian sempat hadir serta membikin aku jatuh cinta, begitu juga menganiaya aku dengan hadir serta berangkat seenaknya.

    Terimakasih, sebabmu aku belajar memupuk sabar yang tidak ada batasnya.

Meski tidak lama, aku sempat mempunyaimu sepenuhnya, terimakasih untuk rasa lumayan dicinta, terimakasih untuk rindumu yang rutin untuk saya, terimakasih sempat menjadi pendamping yang selengkapnya bisa menjaga.

    Sebabmu, aku sempat merasa menggenggam dunia.

Kamu rutin lumayan banyak pemuja di luar sana, ada lumayan banyak yang lebih segalanya dari saya, katamu memilih merupakan hak luar biasa setiap pria. Terimakasih aku sempat menjadi yang kau pilih, walau akhirnya ke lain hati kalian beralih, menyisakan luka menganga yang begitu perih. Darimu aku mengerti, alangkah pun hebatnya aku sebagai orang-orang, aku masih bisa tersisih.

Memandangmu berlalu serta melangkah lebih dulu jelas sempat membikin aku tergugu, ada era dimana aku memeluk diri sendiri, merasa bumi ini sadis sekali. Tapi nyatanya rasa sakit itu berhasil aku obati, semenjak itu aku tahu sebenarnya aku sanggup menjalani nyeri serta menyembuhkan luka sendiri.

Mencintaimu memberi aku tenaga luar biasa, membikin aku berani menjajal petualangan yang tidak sempat aku bayangkan sebelumnya. Siapa yang menyangka, aku yang dulu hanya membelanjakan waktu untuk belajar serta bekerja sekarang tidak sempat takut untuk menjelajah belahan bumi mana saja. Darimu aku belajar sebenarnya kehidupan ini harus kaya, aku harus punya daya untuk menjalani dunia.

Berpisah darimu jelas membikin kehidupan aku jatuh, mimpi-mimpi yang kami bangkit seluruhnya runtuh, serta semua perjuangan aku seakan hanya menyisakan peluh. Tidak apa, dari kebatalan itu aku belajar berdiri lagi di atas kaki seorang diri tanpa mengeluh, dari situ aku tahu sebenarnya nyatanya aku bisa menjadi terlalu tangguh.

Kamu mengajarkan aku sebenarnya tidak semua yang aku inginkan harus aku bisakan, darimu aku belajar mencabut. Interaksi kami telah lama mencipta payah, letih hati lebih terbiasa menghadiri saat aku merasa sedang bekerja keras sendiri. Lalu di titik ini aku menyadari sebenarnya aku harus berhenti. Enggak bermakna aku menyerah, jangankan merasa kalah, ini hanya upaya untuk memuliakan diri.

Terimakasih, dari perjalanan panjang yang aku tempuh seusai mengetahuimu, aku telah mencicipi lumayan banyak ragam rasa mengenai mencintai orang-orang. Denganmu, aku mengetahui interaksi yang lebih tinggi levelnya, yang memberi tersanjung serta luka yang lebih dalam juga rasanya. Rengkuh, kecup, serta tawa tidak lagi menyisakan canggung di dada. Aku paham sebenarnya suatu ikatan tidak akan- berhasil andaikan kami tidak bisa mengalahkan ego sendiri. Seusai berpisah denganmu aku belajar gimana membenahi diri. Aku paham sebenarnya kasihsayang yang dicuri serta tanggung jawab yang dikhianati itu rasanya pahit sekali. Terimakasih, sebabnya aku berjanji, pada ikatan berikutnya kelak aku tidak akan- sempat melaksanakan ini.

Saya juga paham sebenarnya dalam setiap ikatan, kasihsayang yang dipunya tidak akan- sempat sama besarnya, dulu aku yang mencintaimu lebih dalam, terimakasih telah membikin aku sanggup mencintai dengan begitu hebatnya.

Saat ini, kalian jelas tidak lagi signifikan. Tetapi aku masih berharap kehidupanmu rutin dilimpahi kebaikan. Mudah-mudahan tidak ada lagi tidak hanya aku yang merasa sakit sebab ditinggalkan. Terimakasih untuk sepenggal cerita yang sempat kau tuliskan.

Hujan di luar hanya tinggal menyisakan gerimis, kopi di cangkir aku hari ini terasa manis, bisa jadi sebab mengenangmu telah tidak lagi memunculkan tangis.