Berlangganan

Walaupun Sebentar, Setidaknya Kita Pernah Bersama





    Tak sempat ada yang dapat menebak, akan- selesai sejenis apa sebuah hubungan. Bisa jadi tersanjung, alias bisa jadi saja luka.


Setidaknya kami sempat bersama; Menebar tawa, share beban, merajut asa serta merancang era depan.

Apakah kau tetap ingat tawa lepas kami menjelang malam itu? Dibawah langit oranye kemerahan kau memberbagiku seikat mawar merah. Katamu tak sabar menantikan malam, sebab bersamaku setiap waktu merupakan spesial.

Apakah kau tetap ingat pecah tangisku kala itu? Tatkala kau jatuh sakit serta saya yang berada jauh diluar Kota. Kau meneleponku dengan bunyi yang dipaksakan baik, takut kalau'-kalau' saya merasa risi. Sepanjang malam saya terjaga sebab menantikan laporan darimu, berharap kalian segera membaik serta membikin lelucon lagi untukku.

Apakah kau ingat harapan-harapan yang kami masukkan kedalam wadah yang kami sebut 'botol harapan'? Alangkah lumayan banyak keinginan didalam sana, baik itu keinginanku, keinginanmu dan juga keinginan kita. Sebuah hari kau sempat membocorkan sekali keinginanmu padaku; sebenarnya hingga waktunya nanti, apapun keadaannya, gimana pun keadaannya, kau akan- tetap berada disisiku. Menemaniku dalam suka serta duka. Berjanji untuk rutin bersama, serta tak sempat meninggalkan.

Apakah kau ingat memoar-memoar yang kami tempel didinding kamarmu? sebuah harapan-harapan sederhana yang akan- kami rancang di era depan. Bersama hingga kami siap, kemudian mekawin serta mempunyai anak. Mempunyai kediaman idaman kami yang dindingnya terbuat dari kaca serta lantainya yang kesemuaannya kayu. Klasik, jenis kami berdua.

Tapi semua itu hanya tinggal ingatan. Sebab merasa tak dapat menyelesaikan soal ego serta kau berbicara sebenarnya kami tak tepat lagi, kau menentukan untuk pergi. Meninggalkanku yang tetap betah berjibaku dengan semua faktor mengenaimu kini.
Walaupun Sebentar, Setidaknya Kita Pernah Bersama
Bukan penyesalan, tetapi mengenang apa yang pernah kita punya. via https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4Od7icBdxVQJ7MMYl1LEsE6FqQrlpPovh1_MLAovNDuY3pYep3LJHE2PDj45Zi-lXQhWgKom4wFRCl_JwsmVFJ7yOuIbk68qJRji9y9KPIqNptXRE6BYacXoWC6Dz6T6AMH4fWmQc4d4/s1600/tumblr_lc56hegYbg1qbpwzeo1_500.png


Aku memilihmu, sangatlah memilihmu. Tapi sekarang memilihmu merupakan dengan tutorial memperhatikanmu dari jauh, serta mencintai dalam diam.

Sekarang, tawa itu bukanlah milikku lagi. Airmatamu telah enggak untukku lagi. Harapan-harapan itu telah pupus serta kau sekarang tengah merajutnya dengan person lain. Dan, rencana-rencana sederhana untuk era depan yang lebih terbiasa kau ceritakan padaku, sekarang tak akan- sempat saya dengar lagi.

Memperhatikanmu dari jauh telah menjadi rutinitasku. Silahkan saja menyebutku 'psycho', sebab kasihsayang sewajibnya sejenis itu; Merelakan tapi sebetulnya hati berteriak tak ingin. Bahkan seusai kau mempunyai pendamping baru, kau tetap akan- tetap menjadi seorang yang dapat membikinku jatuh kasihsayang berkali-kali. Saya telah kebal dengan pedih dihati tatkala telah enggak tanganku lagi yang kau genggam, enggak kepalaku lagi yang kau usap sayang, serta enggak mataku lagi yang kau tatap penuh cinta. Ada person lain disana.

Mendoakanmu merupakan caraku mencintaimu dalam diam. Disela-sela doa yang saya panjatkan terhadap Semesta, rutin saja tersembunyi namamu, doa supaya kau tersanjung serta doa supaya saya dapat ikhlas mendapatmu yang telah tak lagi bersamaku. Realitas terbukti pahit, tapi lebih pahit lagi tatkala saya menipu diri untuk berhenti mencintaimu. Saya memilih mendiamkan hingga kasihsayang itu memudar serta hingga saatnya kelak dirinya menemukan rengkuhan.


Kekehidupanan itu ibarat busur panah. Tatkala kau ditembakkan ke bumi, maka kau harus siap dengan segala akibat yang akan- dihadapi.

Kesalahanku sempat mencintaimu berlebihan. Sewajibnya saya telah insaf resikonya tatkala menentukan untuk menaruh semua hatiku padamu. Seusai perpisahan ini, saya baru menyadarinya. Susah sekali untuk memperoleh hatiku kembali, bahkan saat kau tak ingin repot-repot mengangkat hati serta setumpuk kangen yang kau tinggalkan, menganiayaku bersama pahitnya ingatan. Kau dengan tega membiarkannya begitu saja.

Ketika busur panah ditembakkan, dirinya tak akan- sempat tahu akan- menancap dimana. Keuali dengan pengukuran yang baik, dirinya akan- berada ditengah-tengah, titik sempurna. Sejenis kehidupan serta menentukan untuk jatuh cinta. Dirinya tak dapat memilih pada siapa dirinya akan, tapi kasihsayang mengalir begitu saja. Sejenis kisahku, tatkala saya memilihmu, saya menyangka kau yang akan- menjadi pendampingku selamanya. Enggak sebab tanpa alasan, tapi sebab saya sempat mengira, sebenarnya kau merupakan person yang tak layak untuk disia-siakan.

Tapi ini merupakan nasib yang telah tertulis atas nama kami berdua. Sia-sia versus serta mengelak, hasilnya akan- tetap sama mesikipun dicoba berkali-kali. Dirinya akan- tetap berputar disatu titik saja, perpisahan.


Aku bersyukur sempat bersamamu. Kau mengajarkan lumayan banyak hal, dari itu ketersanjungan hingga memilih mana yang paling baik.

Aku tak sempat ingin menyalahkan terhadap siapa saya jatuh kasihsayang serta oleh siapa saya kemudian disakiti. Saya hanya menjadikannya itu sebuah pelajaran untuk era depan.

Kau sangat cantik apabila saya menyebutmu sebagai sebuah kesalahan. Gimana pun, kau sempat membikinku paham pengertian sebetulnya dari tersanjung. Memberitahuku tutornya tertawa lepas. Mnecintaiku sejenis saya person paling beruntung di dunia.

Sampai bagiandimana saya harus mendapat, sebenarnya kau berangkat meninggalkan luka. Saya berusaha tak apa-apa.


Pada akhirnya, sebuah era kemudian akan- mempunyai ingatannya sendiri.

Terima kasih waktu itu kau sempat memilihku diantara sekian lumayan banyak person yang juga mengagumimu. Tak ingin memasalahkan seberapa lama, tapi saya ingin mengingat waktu yang berharga. Antara kau serta saya yang waktu itu sedang dilambungkan tinggi ke udara, sebelum dihempaskan ke dunia yang aduh perihnya.

Kau dengan sepenuh ingatan yang tak ingin saya hilangkan, bersi kukuh didalam jiwa. Tak ingin repot-repot memudarkannya, sebab kau dengan ingatanmu merupakan bagian dari cerita era muda.

Akhirnya, terima kasih. Sekiranya kami sempat bersama, menikmati cinta.



    Setiap person yang sempat mampir dihati, mempunyai ingatan tersendiri. Kau tak butuh membubarkannya pergi, hanya biarkan lah dirinya menetap lebih lama lagi. Pada akhirnya, tatkala kau menemukan person yang pas dihati, dirinya akan- kabur berlari. Kembali ketempat sumbernya tadi.


Dariku, yang sempat menjadi sebagian dari jiwamu.