Berlangganan

katakan: Sebelum Sampai ke Jenjang Pernikahan, Tak Usah Mencintaiku Dengan Berlebihan





Hampiri saya serta duduklah sebentar. Beri waktumu untukku barang satu-dua jam. Ada yang ingin saya ceritakan, semenjak berbagai waktu silam.

(Semoga kau tidak sedang tergesa-gesa alias tengah sibuk menyelesaikan sesuatu. Beristirahatlah sejenak dari mengikuti bumi yang toh tidak sempat berbalik mengejarmu.)

Telah untuk berapa waktu kau serta saya bersama? Rasanya telah lama sekali. Apa yang dilakukan tanganku sebelum menggenggammu, saya telah tidak ingat lagi. Terus hari, terus gampang  mepercayakan diri sebenarnya kami terbukti digariskan untuk saling menyayangi.

Tapi ada satu faktor yang ingin saya katakan. Sebelum interaksi kami sangatlah hingga ke pangkat perkawinan, tidak usahlah kami berlebihan. Lumayan lumayan banyak pasangan yang sibuk mengobral kemesraan, alias melaksanakan faktor yang tidak sewajibnya atas nama kasih sayang. Tidak usah kami meniru mereka. Apapun yang kau rasa, berjanjilah: tidak boleh hingga kami mandam, terleka, kemudian lalai pada batasan serta norma.


Aku ingin interaksi yang tidak berlebihan. Yang mencintai dengan wajar sesuai kadar serta dosis
kita jalani ini dengan wajar
katakan: Sebelum Sampai ke Jenjang Pernikahan, Tak Usah Mencintaiku Dengan Berlebihan

kita jalani ini dengan wajar melalui dylandsara.com

Aku ingin interaksi yang tidak berlebihan, yang mencintai sesuai dosis. Waktu berdua lumayan dihabiskan untuk saling bercerita serta menggenggam tangan. Tidak soal pula berangkat berdua lumayan jauh untuk bertualang, memungut foto di tempat-tempat cantik untuk dijadikan ingatan. Asal kami tidak lalai sebenarnya ada hal-hal yang terbukti belum pantas dilakukan sebelum perkawinan.

Menghabiskan waktu di letak gelap berdua terdengar sangat kekanakan serta tidak dewasa. Tidak butuh jugalah kami mengobral kemesraan di depan publik seolah bumi hanya milik kami saja. Tanpa melaksanakan hal-hal berlebihan ini, bukankah kami juga telah tersanjung?


Lebih baik meniti jalan pelan-pelan. Bukankah yang penting kami sama-sama enjoy?
Kita tidak akan- lalai batasan

Kita tidak akan- lalai batasan melalui Mattkorinek.com

Tak butuh melapor padaku di mana dirimu setiap waktu. Tidak butuh juga mengucap “Happy monthliversary!” padaku di alat-alat sosial setiap bulan. Kami tidak butuh terus menerus berdua, tidak butuh sangat mesra serta membikin khawatirh manusia di kurang lebih kita. Pun tidak butuh kau menganggapku satu-satunya faktor penting dalam kehidupanmu. Tidak boleh hingga, sebab saya kau menggadaikan interaksi dekat dengan kawan-kawanmu — alias mensabotase mimpi serta ambisimu. Saya menyayangimu, sebab itu saya tidak mengharapkan faktor itu.

Kita jalani saja interaksi ini pelan-pelan. Yang paling penting merupakan kami sama-sama merasa enjoy. Interaksi yang baik akan- membikin kedua person di dalamnya berkembang.


Ada argumen mengapa saya tidak ingin berlebihan. Di bagianini perpisahan tetap bisa jadi terjadi — serta kami harus waspada
perpisahan tetap bisa jadi terjadi. kami harus waspada

perpisahan tetap bisa jadi terjadi. kami harus waspada

Bukannya saya pesimis. Akan- tetapi tidak dapat dipungkiri, pada bagianini perpisahan tetap bisa jadi terjadi. Tampaknya bisa jadi mustahil sebab sekarang, bertengkar saja kami jarang. Saya pribadi pun percaya kami punya era depan. Akan- tetapi tidak ada yang dapat memungkiri sebenarnya interaksi kami tetap ada di bagianpenjajakan. Terus lama, terus lumayan banyak tantangan yang akan- bermunculan. Walaupun ingin, tidak ada yang dapat memberikan jaminan kami dapat terus bersi kukuh.

Memberi kasih sayang berlebihan dalam interaksi yang akhirnya bubar akan- membikin siapapun rugi. Tidak henti-henti kau berpikir kau telah membikin kebodohan. Sebab dirimu telah berkorban jauh lebih lumayan banyak faktor dari yang wajar, interaksi yang telah bubar itu tidak dapat begitu saja kau lepaskan.

Dengan menyayangi satu sama lain sewajarnya, saya ingin menghindarkan kami dari penyesalan yang sia-sia. Andaikan toh semesta tidak menyatakan iya, kami akan- lebih gampang  bersikap legawa serta menegakkan kepala. Tidak butuh rugi sebab sempat menjadi bego atas nama cinta.


Toh akan- ada saat di mana kami tidak butuh lagi mengerem kemesraan. Kami akan- sabar menantikan, hingga saat itu datang.
Sampai saatnya tiba nanti!

Sampai saatnya tiba nanti! melalui bridalmusings.com

Tak butuh berlebihan saat ini. Toh akan- tiba saat di mana kelak kami tidak butuh mengerem kemesraan lagi. Terbukti kami harus menantikan berbagai lama sebelum waktu itu tiba. Tapi saya tidak keberatan menantikan — bukankah bersamamu waktu rutin terasa cepat berlalu?

Kau salah satu person paling cerdas sekali yang sempat saya kenal. Tidak akan- kukotori memori mengenaimu dengan kasihsayang yang berlebihan. Berjanjilah, kami akan- saling menjaga. Hingga semesta memberbagi lampu hijau serta mengatakan, “Terbukti dialah pendamping kehidupanmu hingga hari tua tiba.”