Berlangganan

Pencinta Game





Pencinta Game
http://www.gamersbin.com/attachments/f137/3975d1303494690-post-your-gamer-background-wallpapers-stick-jpg melalui http://www.gamersbin.com/attachments/f137/3975d1303494690-post-your-gamer-background-wallpapers-stick-jpg

                                                                         GAMER.
Sewaktu tidur, terkadang kaki kiriku terasa agak nyeri serta sedikit sakit.Ku oleskan saja balsem alias salep pereda nyeri.Terbukti rasa sakitnya hanya sedikit yang hilang, Akan- tetapi selidik demi selidik nyatanya saya teringat kembali akan- era kecilku yang sempat menyakitkan serta terus kuingat hingga sekarang.Perjalanan hidupku ini terbukti diwarnai aneka bumbu – bumbu hidup salah satunya ditandai dengan adanya “tanda” kebiru – biruan yang tidak bisa hilang pada kaki kiriku..

Kenapa?
                                                                   ***
              Semua dimulai tatkala saya tetap kecil.Saat itu saya sedang berjalan – jalan dikurang lebih rumahku.Berputar – putar mengitari beberapa letak yang ada didalamnya sejenis dapur, gudang, teras, kamar serta bahkan kamar mandi.Bisa disebut pada saat saya kecil terbukti saya tidak bisa diam layaknya seekor nyamuk yang terbang kesana - kemari.Pada waktu itu saya yang tetap baru bersekolah di Sekolah Dasar (SD), saya menerimakan beberapa macam pelajaran dasar yang sama pada lazimnya sejenis contohnya belajar menghitung, mencatat macam – macam kata hingga diajarkan untuk membaca dengan baik serta benar.Lalu di saat itu juga, saya menerimakan  Home Entertainment Game System untuk pertama kalinya bernamakan Sega Genesis.Masih santer terdengar di telingaku semasa itu ayahku yang mengatakan,

            “Nih Sega! Coba masukin kasetnya ke sana, terus nyalain.”Ayahku yang baru pulang kerja sambil bersimbah keringat menyatakan padaku kala itu.”

              Serta langsung diwaktu itu pula ku memainkan game yang nyatanya tidak kuduga akan- menjadi iconic begitu juga menjadi maskot games hobiku, Sonic The Hedgehog.Dimana terkadang disaat jam pelajaran sedang berjalan saya teringat akan- games digital yang sangat adiktif itu, membikin ku mencari kawan yang serupa.Dan nyatanya bukanlah faktor yang susah, terbukti ada beberapa person dikelasku yang turut mempunyai game tersebut serta memainkannya dengan tutorial yang tidak sama – beda.

              Spontan disela – sela waktu belajar membimbing didalam kelas, saya beserta kawan – kawanku yang lainnya heboh serta kegirangan menuturkan topik dengan game yang
sama.Ada yang kesusahan saat bermain di letak ini serta itu, antagonis yang agak susah untuk
dihadapi, hingga kelabakan antar pemain yang rutin hangat diobrolkan tentang
permainannya pada waktu itu.Aku pun sempat dimarahi guru sebab tidak memedulikan apa yang guruku terangkan serta juga sebab nada bicaraku yang sangat keras.Akan tetapi kawan – kawanku tidak mempedulikannya serta tetap meneruskan obrolannya denganku.Membikin sekolah terus asik sebab bisa saling sharing pengalaman bermain game, juga game yang kala kumainkan itu pun terus memikat serta akupun ingin berkompetensi menjadi yang paling jago diantara mereka.Pinjam – meminjam kaset hingga lalai waktu pun tidak terhindarkan sebab asiknya bermain video game, baik itu seorang diri dan juga bersama kawan – kawan.

             Hingga memasuki era tahun – 2000an, lelet laun game yang senantiasa kumainkan dengan  feature 16-bit tersebut lama – lama tenggelam seirama dengan arus teknologi yang berkembang.Dan disaat itu juga saya menerimakan console video game bernama “playstation.”

                                                                       ***
             Saya sedang melintasi pendidikan ditingkat SMP saat dengan video game baru ku yang bernama playstation.Mempunyai beberapa kelebihan dipadankan konsol keturunan sebelumnya.Yang terkesan mencolok merupakan dizaman yang disaat itu mengenakan Compact Disk (CD), mutu foto yang berkembang serta fitur – fitur andalan lainnya.Membikin para kalangan muda tergolong diriku ini terbius akan- game – game yang akan- membikinku kecanduan.Tempo waktu games yang jauh terus panjang membikinku benar – benar lalai waktu.Semisal game yang kumainkan berjudul Megaman Legends 2, berbulan – bulan saya memainkannya sebab permainannya yang sangat mengasyikan.Permainan yang menceritakan kami menjelajah bumi serta berpetualang dengan robot berwarna biru ini dengan cara tidak langsung cocoknya telah membikinku “lupa diri.”




            “Lupa?percaya telah lalai diri? Ga inget sama diri sendiri??”



              PR alias yang lebih dikenal dengan Pekerjaan Kediaman ku terbengkalai begitu saja, makan serta mandipun jarang, berkomunikasi satu sama dengan yang lainnya pun jangankan.Saat itu saya sangat fokus dengan waktu permainanku.Kapanpun serta gimanapun tutornya saya harus bisa untuk meluangkan diri setidak lebih – tidak lebihnya 2 jam untuk meneruskan permainanku.Sekolahku pun hanya menoton begitu – begitu saja disetiap harinya.Aku cuma berpura – pura memedulikan guru yang sedang menerangkan.Tapi disisi lain setiap tes lisan saya menerima kualitas yang memuaskan.Aku tetap ingat kualitas sejarahku 85, padahal yang lainnya hanya menerima kualitas yang biasa – biasa saja kisaran 60 alias 75.Semacamnya daya ingatku bertambah.Akan tetapi disisi lain, sesuatu faktor yang tidak sempat saya sangka sebelumnya terjadi padaku.

                                                                      ***
              Posisi duduk yang kugunakan bila saat bermain game merupakan sila (duduk sila).Terbukti saya menyadari sebelumnya bila kedua kakiku agak pegal – pegal serta nyeri yang amat sangat bila bermain sangat lama.Efeknya baru akan- terasa apabila berangkat ke sekolah.Biasanya saya bermain game hingga larut malam kemudian seusai itu tertidur.Ketika sedikit demi sedikit mengawali dengan beranjak dari letak tidur rasanya lumayan sakit, terasa begitu nyeri pada tahap  kaki.Waktu sekolah itu terkadang amat menganiaya dengan mengangkat kedua kakiku yang amat pegal ini.Yang kutunggu hanyalah bel istirahat serta bel pulang saja.Tetap saja walau sesaat terpikir untuk bekhawatirtirahat tatkala telah hingga kediaman kelak untuk mengobati kondisi kakiku sejenis semula, akan- tetapi nyatanya saya tetap meneruskan untuk bermain game lagi pada akhirnya.

              Fenomena itu berpangkal saat saya sedang tengah bermain game.Masih dengan posisi duduk yang sama, tiba – tiba kaki kiriku terasa tidak sejenis biasanya.Saat saya mencoba turun tangga ke bawah rumah, tiba – tiba yang saya rasakan kaki kiriku sejenis terkilir.aku coba mengisitirahatkan diriku sejenak dengan tutorial meluruskan kedua kakiku.

              Akan- tetapi tatkala saya mencoba kembali kekamarku lagi dengan berjalan mengendarai tangga pertama, kakiku dengan sendirinya berbelok ke arah kiri, tertekuk alias “bengkok”.
Sontak saya menjadi perhatian bunda serta ayahku.Rasa pedih yang tidak terbayangkan saat itu yang membikin saya seorang diri bimbang boleh jadi kenapa bisa terjadi pada kaki kiriku.Kurang lebih 2 hingga 3 hari kaki kiriku ini memerlukan perawatan medis.Aku sempat dibawa ke dokter, akan- tetapi dokter biasa ku merekomendasikan supaya saya dibawa ke spesialis supaya bisa lebih di jeli apa serta gimana bisa kaki kiriku menjadi bengkok serta sakit sejenis ini.Dan akhirnya saya pun dibawa kesana.

              Sesampainya di letak tujuan, sangat lumayan banyak person yang mengantri.Bahkan beberapa diantaranya tetap bersimbah darah serta saya pun terheran – kagum kenapa person – person disini mau mengantri padahal tempatnya saja sejenis kediaman biasa pada umumnya.Akupun sempat bertanya pada ibuku perihal letak yang lumayan banyak person kunjungi ini.Nyatanya saya enggak dibawa ke dokter spesialis, kecuali tabib.Lama mengantri serta tibalah giliranku masuk ke kamar yang terkesan ada noda serta bercak darah di mana - mana, mengerikan terbukti.

             Pertama – tama, tabib menanyakan apa yang kurasakan serta pastinya bertanya kenapa bisa hingga sejenis ini.Dengan spontan tabib tersebut tiba – tiba mengulurkan tangannya pada kaki kiriku serta dengan metode penyembuhan yang sama sekali tidak saya bayangkan sebelumnya, tabib itu dengan tanganya yang kasar “membengkokan” kakiku ke arah sebaliknya supaya menjadi normal kembali.Sontak saya merasa kesakitan yang teramat sangat serta juga berteriak kencang membikin seisi ruangan serta person – person yang berada dikurang lebih letak tersebut kaget.Seusai di bengkokan, kaki kiri tersebut diberi perban serta kayu untuk mengganjal kakinya supaya tidak tertekuk lagi.Sambil memanjatkan doa – doa dengan ayat sucinya, tabib tersebut merekomendasikan diriku untuk beristirahat penuh sesampainya dirumah kelak supaya keadaanku bisa pulih secepatnya.

              Pasca diobati, tabib yang berkata dengan nada rendah hati pun hanya tersenyum sambil terdiam.Sama sekali tidak meminta bayaran apapun.

             ”Jadi berapa pak semuanya?”ibuku yang bertanya sambil tersenyum.”Dan dengan jawabannya yang menurutku agak tidak seperti biasanya tabib itu menjawab,

              “Seikhlasnya saja...”

               Ibuku pun memberi amplop bekhawatir uang yang saya tidak tahu - menahu berapa isinya.Seusai keluar dari ruangan pasien serta izin pamit dari tabib, kamipun pulang dengan pastinya andalan keadaanku bisa terus membaik.

                                                                   ***
              Sesampainya dirumah, saya langsung beristirahat serta tetap meneruskan beberapa macam aktivitasku sejenis biasa, tergolong sekolah.Disekolah inilah tantangan baru muncul.Kaki kiriku tidak bisa digerakan serta terasa amat sakit, saya berjalan dengan alat bantu tongkat layaknya person pincang pada saat itu.Kawan – kawan kadang ada yang hadir menolongku untuk berjalan.Sekolahku yang mempunyai 3 lantai menjadi tantangan tersendiri waktu itu, berjalan menjadi sangat letih untuk naik serta turun.Kebetulan kelasku berada di lantai 3 cocoknya berada di ujung lorong, belum lagi saya mempunyai penyakit asma
yang saat itu sempat kambuh disaat saya pincang.Panik terbukti, akan- tetapi itu semua selesai dalam kurun waktu 1 bulan.Sedikit demi sedikit dengan cara perlahan kakiku mengawali dengan bisa digerakan...

           Walau telah melintasi pendidikan SMA serta hingga waktu ini saya kuliah, kebudayaan ku bermain game tidak bisa kupungkiri lagi terbukti lumayan banyak membelanjakan lumayan banyak waktu.Teringat dari pelajaran yang bisa ku petik dari sini sebenarnya segala sesuatu yang berlebihan tidak lah baik, saya pun bisa menyedikitkan jam bermain game ku sedikit demi sedikit.Dan hingga kini terkadang pengalamanku yang dulunya sempat menjadi “freak gamer” di era SMP tersebut menjadi pengalaman yang benar – benar tidak bisa kulupakan.
              Sejenis pepatah yang lumayan banyak ibu bapak katakan “segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik” terbukti ada benarnya.Kuakui terbukti pada saat saya tergila – sinting akan- games yang dimana person tuaku sempat menyatakan faktor sejenis itu, akan- tetapi saya tidak menghiraukan perkataanya.Cukup yang kukatakan pada kala itu hanya iya serta iya saja sambil menganggukan kepalaku.Dimana semua mempunyai ketidak lebihan serta keunggulannya masing – masing, juga segala faktor yang berlebihan itu terbukti nyatanya tidak baik.

Sebab  “Pengalaman merupakan guru yang paling baik.”

Apa yang kalian tanam akan- kalian petik buahnya pada nantinya.



               Hingga kini saya tetap mencoba refleksi diri supaya tidak terjadi faktor yang tidak kuinginkan kembali terjadi lagi. Penjelajahan ke dalam diri seorang diri ini nyatanya mengangkat lumayan banyak makna yang tidak terduga.Juga pastinya rutin mengenang supaya lebih “mawas” diri.***