Berlangganan

Surel Rindu untuk Tuan yang Sibuk






Hai kamu…
Entah kenapa rasanya saya ingin mentransfer surat kangen ini…

Konfiden alias tidak saya tetap tetap menantikan sampai detik ini..

Konfiden alias tidak ini yang rutin ku lakukan saat merindukanmu..

Bahkan boleh jadi selebih terbiasa apa saya melaksanakan faktor ini saat saya merindukanmu..

Membayangkan alangkah tersanjung nya saat bersama mu saat kesibukan itu belum sejenis saat ini..

Bahkan andaikan saya enggak person yang special untuk hatimu sekiranya saya sebagai sahabatmu pantas mendapat perhatianmu..

Terkadang saya iri dengan mereka yang hamper setiap hari berjumpa serta bersenda – gurau dengamu..

Hai Baginda Sibuk…
Bukan kah sekiranya ada jeda saat kalian menyisipkan sedikit waktumu untuk beristirahat? Bukankah dapat menyelipkan sedikit surel kangen untuk ku juga..

Rasanya tidak adil bila surel kangen ini hanya saya yang merasakan..

Atau bahkan tidak sempat terfikirkan olehmu untuk mentransfer surel semata-mata menegur serta menanyakan berita?

Ah bisa jadi hanya saya saja yang mengalami kangen ini selagi ini serta bisa jadi hanya saya saja yang menyimpan rasa ini?

Tuan sedikit waktu mu meluangkan untuk berjumpa denganku rasanya tidak lah lumayan banyak sejenis saat itu..

Tuan saya kangen dengan pelukan hangat itu, saya kangen pelukan rasa kangen yang tidak sempat memdustai perasaan ini..

Tuan apa kalian letih rutin mendapat surel ku selagi ini yang bisa jadi mengganggumu?

Apa baginda letih dengan lumayan banyak nya pertanyaan serta perhatian dariku?

Ah bisa jadi saya sangat berharap mendapat ganjaran surel itu..

Dimana pun kalian berada bisa jadi kalian dapat sedikit melihat surel rinduku yang selagi ini ku pendam..

Dimana pun kalian berada waktu ini saya hanya dapat berdoa kalian akan- tetap baik – baik saja tanpa kediaman yang akhir – akhir ini kau abaikan